Tuesday, May 22, 2007

Keimanan seekor kambing

Sebagaimana yang dituturkan oleh : Nagan Singosari

edited by : Ucok Siregar



Pengalaman Iedul Qurban yang lalu, saya menemukan suatu peristiwa langka yang rasanya tidak semua orang dapat mengalami hal serupa sepanjang hidupnya. Ketika itu saya sudah menyerahkan Qurban dengan cara menitip uang pada seorang teman untuk membeli seekor kambing.

Suasana sakral yang memenuhi lokasi penyembelihan beriringan dengan lantunan takbir dan tahmid yang menggema dari menara mesjid… menyeruak seakan menyentuh dinding langit pagi itu. Perlahan saya mendekati area penyembelihan sekedar ingin menyaksikan prosesi Qurban yang segera akan dilaksanakan.


Lapisan hijab yang tersingkap :

Mungkin ini dapat dikategorikan suatu keajaiban, karena disaat saya memasuki lokasi penyembelihan, tiba-tiba seluruh kambing-kambing yang berada disekeliling saya nampak menundukkan kepala dalam sikap pasrah dan penuh keikhlasan.

Secara skeptis mereka terkesan sedang mengikuti lafadz takbir yang di cuarkan melalui menara-menara mesjid sekitar. Saya bahkan dapat mengikuti irama takbir yang mereka suarakan dari lubuk hati mereka… tanpa sengaja saya pun mengikuti ucapan-ucapan takbir tersebut secara batin. Dalam suasana yang terjadi kala itu, ke-haru-an serta-merta menyelimuti sekujur tubuh saya. Ingin rasanya menjerit untuk memuji kebesaran Allah.

Pada saat qurban milik saya akan disembelih, secara memukau kambing tersebut berucap dalam bahasa yang saya bisa pahami, katanya : Saya telah ridha (ikhlas menerima keadaan yang terjadi), tukasnya dengan sikap tenang tanpa beban.

Pandangan kedua bola matanya yang menghunjam hingga menembus relung hati saya yang terdalam, sesekali dialihkannya ke arah lain untuk meredam keharuan yang menyesakkan dada saya. Setidaknya kesan itu yang dapat saya tangkap secara spiritual.

Disela takbir dan tahmid yang terus menggema memenuhi angkasa, kambing itu berucap lagi dalam bahasa yang saya masih mengerti, bahwa :

””Ke-ridha-an dan keikhlasan ku sesungguhnya merupakan suatu “kesadaran” bahwa apa yang aku perbuat saat ini selayaknya akan bermanfaat bagi manusia, cara inilah satu-satunya jalan termudah untuk membuktikan “pengabdian tertinggi” yang dapat aku persembahkan sebagai bakti kepada Allah. Terimakasih anda telah membantu ibadah ini dengan cara mengurbankan diri saya.”” Akunya penuh keyakinan.

Terus terang, sejatinya saya tidak tega menatap pandangan mata yang penuh kebijakan dan kewibawaan dari segelintir kambing kurban yang telah direbahkan untuk segera diselembelih, tapi di sisi lain saya tidak ingin pula kehilangan momentum berharga yang saya alami saat itu. Saya benar-benar dibuatnya tak berdaya untuk sejenak berpikir sekalipun, guna merespon kalimat-kalimatnya yang penuh pesona.

Memahami semua ucapan-ucapan di atas, saya hanya bisa terperangah dan tertegun dalam kekaguman tiada taranya terhadap sosok mahluk yang terpampang di depan mata saya saat itu. Pikiran saya menerawang dan terseret ke dalam sebuah ayat Al Qur’an :

Rabbana maa khalakTa hadzaa bathil!!
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia”.

Ayat itu tercurah deras bagai air sejuk yang berderai mengguyur sekujur nurani dan sanubari. Sosok kambing yang baru saja memberi “spiritual-statement” tadi telah menambah nilai pemaknaan yang signifikan bagi diri saya untuk memahami kedalaman ayat tersebut.

Ibadah seekor kambing pada hari raya Qurban laiknya adalah “keluhuran pengabdian” dari segelintir hamba… yang mampu mengalahkan sekedar kepatuhan umat manusia secara rata-rata yang hidup di generasi kita sekarang.

Pada detik-detik terakhir sebelum sekujur tubuhnya terbujur kaku, kambing tersebut menghentikan tarikan nafasnya seiring dengan ucapan kalimat Takbir yang penuh semangat dan optimisme, seakan-akan dirinya sedang dihadapkan pada sebuah gerbang maha mengagumkan, sebagai pintu alam kehidupan lain yang penuh damai dalam kemesraan syahdu. Tanpa sengaja bathin saya berucap : "Nantikan saya di ambang pintu surga".

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 komentar:

 
© Copyright by 8 PKS - Bersih, Peduli, Profesional  |  'Biar Kempes Tetep Pilih PKS' by Admin