Apa yang Bisa Dilakukan Kader Di luar Jakarta Untuk Memenangkan Pilkada?

Selayaknya kader-kader di luar Jakarta tanggap untuk menyumbangkan andilnya mengingat koalisi lawan yang dihadapinya tidaklah remeh. Disamping itu, kemenangan pilkada DKI Jakarta akan mampu menyuntikkan spirit luar biasa bagi pilkada-pilkada di berbagai daerah di seluruh nusantara.

PK-Sejahtera Online: Pertanyaan pada judul di atas menggelayut di tengah perasaan antara bangga dan harap-harap cemas menyaksikan peta politik Pilkada Jakarta saat ini. Bagaimana tidak? PKS yang mengusung Adang Daradjatun-Dani Anwar dikeroyok rame-rame oleh pasangan rivalnya Fauzi Bowo-Prianto yang didukung koalisi 20 parpol. Angka 24 % tentu terlalu jauh dari angka 76 % kursi DPRD DKI, meskipun hal itu tidak sepenuhnya menjadi tolak ukur peta politik real di lapangan.

Namun demikian, angka tersebut mesti menjadi ‘warning’ bagi seluruh kader PKS di seantero wilayah Jakarta khususnya dan wilayah luar Jakarta yang sering disebut sebagai wilayah satelit. Yaitu warning kepada semua kader untuk segera pasang kuda-kuda, menarik nafas dalam-dalam, cerdas mengatur waktu, menjaga stamina dan terus bekerja untuk waktu yang tidak sedikit.

Sudah barang tentu keseriusan upaya untuk memenangkan hajatan pemilihan pemimpin kota meteropolitan itu telah gencar dilakukan oleh kader dan simpatisan PKS di Jakarta. Tidak diragukan lagi bahwa mereka mulai berjibaku mensosialisasikan Adang-Dani jauh sebelum KPUD menutup pendaftaran cagub-cawagub DKI Jakkarta pada 7 Juni yang lalu

Tanpa harus menunggu ada permintaan bantuan dari mereka, selayaknya kader-kader di luar Jakarta tanggap untuk menyumbangkan andilnya mengingat koalisi lawan yang dihadapinya tidaklah remeh. Disamping itu, nilai strategis kemenangan pilkada DKI Jakarta akan mampu menyuntikkan spirit luar biasa bagi pilkada-pilkada berikutnya di berbagai daerah di seluruh nusantara. Lantas apa yang bisa dan harus dilakukan kader-kader PKS di luar Jakarta untuk membantu memenangkan pilkada?

Jakarta adalah kota multi ikatan dengan daerah-daerah lain di sekitarnya, baik itu ikatan darah, ikatan keluarga, ikatan etnik, pertemanan, komunitas hobi, bisnis dan lain-lain. Hal itu tentu dapat dimanfaatkan oleh kader-kader diluar Jakarta untuk memainkan peran dan pengaruhnya melalui bermacam-macam ikatan di atas. Yang memiliki hubungan saudara dan famili, memanfatkan. Kader yang memiliki koneksi dan relasi bisnis atau komunitas-komunitas, memanfaatkan. Kader yang memiliki ikatan emosional etnik, juga harus memanfaatkannya.

Oleh karena itu, langkah praktis berikut ini mudah-mudahan dapat sedikit memandu kader dan simpatisan PKS di daerah satelit jakarta dan sekitarnya untuk turut memenangkan pilkada yang akan digelar 8 Agustus 2007 mendatang.

1. Memanfaatkan hubungan keluarga

Tidak sedikit dari kader yang memiliki saudara atau keluarga besar yang menetap di ibukota Jakarta. Baik saudara kandung maupun saudara kekerabatan. Diantara mereka juga tidak jarang adalah keluarga bukan kader PKS atau minimal simpatisan. Bahkan bisa jadi pada pemilu 2004 yang lalu mereka pun tidak mencoblos PKS di bilik suara.

Langkah untuk mempengaruhi mereka adalah dengan jalan mengunjunginya, bersilaturahim, serta memberikan hadiah. Kunjungan kita tentu bukan semata-mata karena ingin ‘kampanye’, itu hanya efek samping. Yang paling utama adalah menjaga tali silaturrahim antara kita dan mereka, terlebih kita adalah kader-kader dakwah yang sangat memelihara tali silaturrahim.

Selingi pembicaraan kita dengan menyelipkan wacana pilkada Jakarta yang tinggal menghitung hari. Berikan informasi tentang Adang-Dani dan arahkan agar pada benak mereka muncul perasaan mengenal dan ‘respect’ terhadap ‘jagoan’ PKS itu. Langkah selanjutnya kader bisa berkreatifitas seusai perkembangan situasi dan kondisi.

2. Memanfaatkan hubungan etnik

Tidak dipungkiri, hubungan etnik memiliki peranan yang sangat strategis. Terlebih etnik-etnik tertentu yang memiliki ikatan atau paguyuban yang sangat kuat. Karena itu, alangkah baiknya paguyuban atau ikatan etnik yang beberapa daerah satelit berhasil dirangkul PKS, agar ‘disambungkan ke struktur partai di Jakarta untuk difollow-up. Etnik Padang, Batak, Bima, Minang, Madura dan lain-lainnya adalah sendi-sendi kekuatan massa yang strategis disamping etnik betawi.

3. Memanfaatkan hubungan komunitas

Saat ini tumbuh subur komunitas atau klub-klub hobbi di Jakarta yang umumnya beranggotakan masyarakat lintas daerah. Sangat mungkin sekali bahwa diantara kader ada yang memiliki link dan ikatan dengan komunitas-komunitas tersebut. Klub-klub tersebut dapat berupa klub motor, klub olahraga, klub sosial, klub pendidikan, klub wirausaha, klub dunia maya dan lain-lain.

4. Memanfaatkan hubungan pertemanan

Kawan yang dipercaya akan menjadi entry point untuk mempengaruhi orang lain. Insya Allah kita adalah orang-orang yang masuk dalam barisan orang-orang yang bisa dipercaya. Teman main masa kecil, teman sekolah, teman kuliah, teman kerja, teman ketemu di jalan, bahkan teman-temannya teman kita layak untuk kita hubungi dan coba berinteraksi dengan mereka.

5. Memanfaatkan hubungan bisnis

Bisnis tidak mesti antipati dengan dunia politik. Apalagi fluktuasi peluang bisnis terjadang juga sedikit banyak terpangaruh dengan dunia politik. Manfaatkan forum-forum temu bisnis untuk sedikit menyinggung dan menjajaki sejauh mana interinsting mereka terhadap pilkada Jakarta. Jika sedari awal kita sudah menanamkan benih yang baik pada hubungan bisnis kita dengan orang lain, adalah hal yang tidak mustahil untuk bisa memberikan pengaruh signifikan kepada mereka rekan bisnis kita.

Kunci penting untuk berpartisipasi melalui 5 point di atas adalah kader harus memiliki wawasan yang memadai tentang track record Adang-dani. Untuk itu, agar mengusai pehaman yang lebih baik tentang pasangan yang diusung PKS ini, kader dan simpatisan dapat mengakses situs www.adang-dani.com. Semoga dengan partisipasi ini kita dapat membantu membangun tangga-tangga kemenangan pilkada DKI Jakarta. Amiin, Selamat berjuang.

Risyanto

(Ketua Biro Thulabi DPD PKS Kota Tanggerang)

Pengirim: Ningsih
Update: 22/06/2007 Oleh: Ningsih